Selasa, 17 Agustus 2010

Permintaan Madu Hutan Meningkat

Permintaan Madu Hutan Meningkat ANTARA/Irsan Mulyadi/ip

Permintaan Madu Hutan Meningkat
  
LIWA--MI: Permintaan madu hutan Lampung Barat saat Ramadan meningkat hingga 40 persen.

"Permintaan madu hutan sejak hari pertama puasa meningkat, bahkan untuk memenuhi permintaan pelanggan saya terpaksa mencari madu hutan di beberapa wilayah di daerah ini," kata pedagang madu, Mahmud, di Kecamatan Sumberjaya Kabupaten Lampung Barat, sekitar 256 km sebelah barat Bandarlampung, Senin (16/8).

Dia menjelaskan, manfaat madu hutan berkhasiat menjaga kondisi tubuh saat puasa.

"Konsumen telah banyak membuktikan bahwa madu hutan sangat ampuh untuk menjaga ketahanan tubuh saat melakukan ibadah puasa, sehingga badan tidak lekas capek dan lesu," katanya.

Karena permintaan madu naik, harganya pun meningkat tajam.

"Karena permintaan yang tinggi, ditambah berkurangnya pasokan madu dari pencari madu, membuat harga madu naik. Walaupun harga naik, madu tetap dicari pelanggan, karena khasiatnya sudah terbukti," katanya.

Lampung Barat selain kaya potensi alam yang mampu memberikan kontribusi pada masyarakat, potensi madu hutan Lampung Barat sangat berlimpah.

Luas hutan lindung mencapai 28 ribu hektare membuat pemburu madu hutan tidak terlalu sulit mencari komoditas ini. Selain itu, kualitas madu hutan Lampung Barat dapat bersaing dengan madu hutan dari daerah lainnya.

Saat cuaca sedang baik, pemburu madu hutan mampu mendapatkan madu hingga 15 botol. Akan tetapi saat kondisi musim hujan, pemburu madu hanya mendapatkan lima hingga tujuh botol madu.

Kualitas madu hutan dari Lampung Barat tergantung dari warna dan kekentalan madu, semakin gelap warnanya maka kualitasnya makin baik.

Harga madu hutan di pasaran bervariasi, untuk ukuran botol kecil Rp40.000, botol sedang Rp75.000 dan botol besar (1 liter) Rp110.000.

Madu hutan menjadi salah satu mata pencaharian masyarakat yang berada dekat di hutan lindung ada sekitar 200 kepala keluarga yang menggantungkan hidup dari madu hutan ini.

Sementara itu, pemburu madu hutan di Pekon (Desa) Gunung Terang, Kecamatan Way Tenong, Lampung Barat, Marwoto (47), mengatakan musim hujan menghambat upaya mereka mencari madu.

"Curah hujan di daerah ini tinggi, sehingga kami kesulitan untuk mencari madu hutan, akan tetapi beruntung beberapa pekan ini beberapa target sarang madu hutan siap panen dengan jumlah yang berlimpah, sehingga kendala hujan tidak kami khawatirkan," kata dia.

"Bulan Ramadan ini setiap kami mendapatkan hasil madu hutan selalu ludes terjual, bahkan ada dari pedagang yang sudah memesan terlebih dahulu, mereka takut kehabisan karena permintaan madu cukup tinggi," kata dia lagi. (Ant/ip/OL-05)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar