Senin, 05 Juli 2010

Polusi Udara Dapat Sebabkan Anak Mengidap Autis

Polusi Udara Dapat Sebabkan Anak Mengidap Autis

BANDUNG, (PRLM).- Hasil penelitian di Amerika Serikat menyebutkan kelainan sensor pada otak yang menyebabkan anak mengidap autis, bisa disebabkan oleh faktor polusi udara yang tumbuh di daerah perkotaan. Hal tersebut dikatakan Guru Besar University of Southern California Amerika Prof. Erna Blanche , Ph.D, OTR (Occupational Therapis) saat hadir sebagai keynote speaker dalam "Workshop & Seminar Maximizing Kid's Potential" di Hotel Hyatt Bandung, Kamis (24/6).
Kegiatan ini berlansung selama 3 hari, termasuk seminar autis terbuka untuk umum yang dilaksanakan pada hari Sabtu (26/6). “Selain faktor genetik menyebabkan anak lahir bisa mengidap kelainan sensor pada otak hingga menjadi autis, hal ini disebabkan lain yakni faktor lingkungan tempat tinggal, terutama polusi udara," ujarnya. Hal yang sama juga dikatakan dokter spesialis saraf anak, dr. Reggy Panggabean, SpS.
Dikatakan Erna lagi, dari interaksi lingkungan dampak polusi bahan kimia hasil industri yang memenuhi udara ternyata mampu mengubah cara kerja biosel otak anak sejak dilahirkan.
Menurut penulis buku Best Seller "Sensory Balancing" (2008) tentang penyakit autis untuk para orangtua ini, menyebutkan, peluang anak dari orang yang hidup di perkotaan yang penuh polusi industri lebih besar. Dia menyebutkan, belum pernah ada penelitian dilakukan di dunia, apakah anak yang lahir atau tinggal di desa berpeluang lebih kecil terhindar dari kelainan autis ketimbang anak yang hidup di kota-kota besar. Ini perlu dilakukan riset kemudian.
Namun hal terpenting, kata Erna, penanganan terbaik adalah pendeteksian anak pengidap autis dilakukan sejak dini agar bisa dintervensi dalam tindakan terapi sejak awal pula. “Intinya, bagaimana berbagai macam cara terapi bagi pengidap autis bisa membantu agar nantinya mereka bisa hidup mandiri," ucap Erna yang telah menjadi pembicara di 200 kota di dunia.
Karena sampai kini, sambungnya, hampir 90% riset yang dilakukan di dunia belum menghasilan cara yang tepat untuk penanganan masalah sensor otak pada anak pengidap autis.
Sementara ahli terapi okupasi dari Precious Kid's Developmental Center, Winny Soenaryo M.A, OTR/L berpendapat, selama ini pola pendeteksian anak autis di Indonesia selalu terlambat. Setelah anak berusia 3-4 tahun baru diketahui setelah melakukan diagnosa medis. “Seharusnya anak pengidap autis bisa diketahui sejak menjelang usia 1 tahun. Deteksi awal ini bisa dilihat dari gejala respon tingkah lakunya sehari-hari," katanya.
Jika mendapati gejala anak tidak respon terhadap lingkungannya, imbuhnya, orangtua harus cepat membawa ke dokter. “Saat ini jumlah anak pengidap autis di Indonesia semakin bertambah setiap tahun. Sehingga diperlukan semacam sosialisasi edukasi tentang autis terhadap orangtua," ucapnya. (A-113/das)***
http://www.pikiran-rakyat.com/node/116590
========================================================================
Promo Produk
Melia Propolis
“Natures Miracle Antibiotic”

Propolis bisa menjadi solusi kesehatan untuk berbagai penyakit yang bekerja secara holistic tanpa efek samping. Hampir seluruh Kitab Suci menulis tentang Lebah.
Q.S. AN NAHL : Ayat. 68 & 69
……..Keluarlah dari perutnya syaraabun (cairan) beraneka warna, dan padanya syifa (penyembuhan) bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu menjadi tanda bagi kaum yang memikirkan.
Kandungan Propolis:
1. Bioflavonoids: Memulihkan system kapilari serta memperbaiki kerapuhan dan kebocoran saluran darah (1 tetes propolis kandungannya setara dengan 500 buah jeruk)
2. Protein ( 16 Asam amino Esensial)
3. Vitamin dan mineral
Fungsi Propolis bagi manusia
1. Detoksifikasi (Membuangan racun dan Kuman Penyakit dari dalam tubuh)
2. Antibiotika Alami (antimicrobial seperti virus, bakteri dan jamur)
3. Anti Radang
4. Anti Alergi
5. Meningkatkan Imunitas / Kekebalan Tubuh
6. Anti Oksidan (mencegah kanker dan membunuh sel kanker)
7. Nutrisi (memperbaiki dan regenerasi sel tubuh)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar