Jumat, 18 Maret 2011

Gula Pembuta Mata


Meski berbahaya, diabetes retina bisa diantisipasi


Kombinasi  antara kadar gula yang tinggi, tekanan darah, dan kolesterol dapat menyumbat pembuluh darah di mata. Retina akan terancam. Semula hanya kabur, kemudian pandangan bisa hilang sama sekali alias buta.

Apakah anda penderita diabetes? Dan penglihatan anda mulai kabur ketika membaca atau mengendarai  kendaraan ? Atau malah mata anda lebih tajam ketika malam hari di bandingkan siang hari dan sebaliknya? Cobalah cek gula darah. Apakah cukup normal?
Bagi penderita diabetes, kadar gula darah tiga bulanan (Glycated Hemoglobin/ HbA1c) idealnya tidak lebih dari 6,5 persen. Bila lebih dari itu dan penglihatan Anda mulai kabur, waspadalah bisa jadi mengalami komplikasi pembuluh darah pada retina (diabetes pada retina/ diabetic retinopathy).
Mengapa hal itu bisa terjadi? Retina seperti beberapa organ lainnya, memiliki pembuluh darah kecil (mikrovaskular) yang sangat sensitive. Khususnya terhadap perubahan kadar gula dalam darah.  Bila perubahan kadar gula terjadi mendadak atau kronis dapat menyebabkan otot pembuluh darah rusak. Akibatnya pembuluh darah menjadi tebal dan bisa terjadi pendarahan.
Selain kadar gula, hal itu bisa diperparah akumulasi lemak dan tekanan darah yang tidak stabil. Akibat dari komplikasi itu, maka akan mengancam didnding pembuluh darah pada retina tadi. Gejalanya, selain seperti yang diungkapkan sebelumnya, bisa berupa terdapat bintik-bintik pada penglihatan, garis-garis gelap atau merah yang menghalangi penglihatan, bahkan buta sekalipun.
Namun diabetes retina tidak terjadi begitu saja. Kata Dr Anton Cahaya Widjaja MD, konsultan diabetes dari Klinik Mata dan Diabetes Nusantara, Jakarta. Hal itu butuh proses dan tergantung pada beberapa kondisi penderita diabetes, misalnya tekanan darah, kolesterol, dan intensitas terpapar radiasi cahaya. “Jadi  tidak ada parameter berapa tahun prosesnya, tapi sudah bisa dilakukan tindakan ketika gejala diabetes retina itu terjadi,” ujar dia.
Namun potensi itu bisa lebih besar bagi penderita diabetes anak (dibawah usia 20 tahun), Pasalnya dikelompok ini (tipe 1), ketergantungan terhadap suntikan insulinsangat tinggi karena fungsi insulinnya tidak berjalan sempurna, Artinya dengan kondisi tersebut, fluktuasi gula darah pada penderita di golongan ini sangat tinggi dan risiko menderita diabetes retina juga tinggi.
Pemeriksaan mata
Maka itu deteksi dini potensi diabetes retina sangat diperlukan. Khususnya bagi mereka penderita diabetes.  Melalui screening retina dengan melakukan pemeriksaan funduskopi (melebarkan pupil) dapat dilakukan secara berkala bagi penderita di golongan tadi.
Tidak semua penderita diabetes yang didiagnosis mengalami komplikasi retina. Sebab, hal itu sangat bergantung pada factor-faktor seperti usia, durasi diabetes, fluktuasi kadar gula darah, risiko tekanan darah tinggi, kolesterol, stress, kebiasaan merokok, bahkan obesitas.
Ketika sceening mata itu, dapat dilakukan dengan cara yang disebut fluorescein angiography. Proses ini dengan cara meperbesar pupil lalu difoto bagian dalam mata. Kemudian, cairan khusus berwarna disuntikan melalui urat nadi di lengan.
Foto-foto akan diambil sejalan dengan cairan warna yangt mengalir dan mulai beredar ke mata. Hasil fotonya akan mendeteksi , apakah matanya ada pembuluh darah yang tertutup, rusak atau malah bocor.
Selain itu, biasanya Anda juga akan menjalani tes optical coherence tomography (OCT). Tes ini berguna untuk mendeteksi tingkat ketebalan retina dan memastikan apakah terjadi atau tidak kebocoran pembuluh darah pada retina.
“Sebaiknya screening mata bagi penderita diabetes minimal dilakukan setahun sekali. Hal itu untuk mencegah komplikasi yang lebih parah,” tambah fellowship diabetes dari Harvad Medical Scool Boston, AS pada 2005 ini.
Suntik atau Laser
Kalaupun upaya itu terlambat mau tidak mau fase selanjutnya adalah pencegahan yang lebih maksimal. Misalnya dengan memberikan suntikan VEGF. Suntikan ini berguna untuk menghambat perluasan kerusakan pada pembuluh darah di retinadan biasanya berlangsung sementara.  Atau bisa juga dengan cara laser fotokoagulasi untuk menghentikan perluasan perdarahan. Sehingga perdarahan dapat diperkecil atau bahkan dihentikan sementara.
Sumber: Koran Jakarta, Tgl. 16 Januari 2011

==========================================================================
Promo Produk
Melia Propolis
“Natures Miracle Antibiotic”

Propolis bisa menjadi solusi kesehatan untuk berbagai penyakit yang bekerja secara holistic tanpa efek samping. Hampir seluruh Kitab Suci menulis tentang Lebah.
Q.S. AN NAHL : Ayat. 68 & 69
……..Keluarlah dari perutnya syaraabun (cairan) beraneka warna, dan padanya syifa (penyembuhan) bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu menjadi tanda bagi kaum yang memikirkan.
Kandungan Propolis:
1. Bioflavonoids: Memulihkan system kapilari serta memperbaiki kerapuhan dan kebocoran saluran darah (1 tetes propolis kandungannya setara dengan 500 buah jeruk)
2. Protein ( 16 Asam amino Esensial)
3. Vitamin dan mineral
Fungsi Propolis bagi manusia
1. Detoksifikasi (Membuangan racun dan Kuman Penyakit dari dalam tubuh)
2. Antibiotika Alami (antimicrobial seperti virus, bakteri dan jamur)
3. Anti Radang
4. Anti Alergi
5. Meningkatkan Imunitas / Kekebalan Tubuh
6. Anti Oksidan (mencegah kanker dan membunuh sel kanker)
7. Nutrisi (memperbaiki dan regenerasi sel tubuh)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar